Tes Prestasi
Hallo Semua! Saya Silvia, 19tahun.
Saya adalah mahasiswi universitas Ciputra Surabaya dengan jurusan Psikologi
angkatan 2014.. Salam kenal yah semua. 4 Maret 2016 merupakan pertemuan ke-dua
mata kuliah Test Construction yang dibawakan oleh pak Nur Agustinus dan bu
Theda. Keadaan kelas minggu ini cukup kondusif dan kami dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
Sebelum membahas mengenai tes
prestasi, kita harus memahami secara tepat fungsi “tes”, yaitu sebagai assessment
dan sebagai sebuah sarana untuk mengevaluasi kualitas produk. Sebagai assessment,
digunakan untuk mengukur peserta tes dibidang pengetahuan, keterampilan, bakat,
ketahanan fisik, dan lain-lain. Sebagai seorang calon psikolog, saya ingin
memahami kegunaan dan penerapan tes secara tepat agar mampu mengaplikasikan tes
ketika dibutuhkan oleh client nanti, seperti tes prestasi salah satunya.
Suatu alat tes sebaiknya memiliki
standarisasi umum yang harus dilengkapi ialah valid dan reliable. Validitas suatu
alat tes akan mengukur sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya. Cara untuk mengukur validitas dapak kita
gunakan dengan beberapa alternative seperti uji coba dan tabulasi. Sedangkan
reabilitas akan mengacu pada stabilitas dari skor/nilai tes. Seperti mengukur
kembali apabila tes dilakukan secara ulang kepada peserta tes, apakah hasilnya
akan lebih tinggi, semakin rendah atau relatif stabil. Terdapat 2 faktor yang
mempengaruhi suatu reabilitas suatu alat tes, yaitu secara eksternal maupun
internal. Sehingga validitas dan reabilitas menjadi suatu syarat alat tes
dikatakan efektif dan bekerja dengan baik.
Tes
prestasi ialah suatu tes yang mengukur hasil individu setelah menyelesaikan
sebuah periode dari sautu pelatihan atau pelajaran. Hal ini dilakukan agar adanya
evaluasi dan juga pengembangan diri, dimana anak mampu melihat seberapa jauh
pengetahuan yang dimiliki dan mampu memotivasi diri dan mengarahkan diri untuk
terus belajar. Namun terkadang ter prestasi belum dapat dikatakan mampu
digunakan sebagai indikator penguasaan materi yang sangat akurat, dikarenakan
beberapa faktor seperti konsep yang menjadi objek ukur tes belum dirumuskan
dengan baik, isi materi belum dibatasi secara spesifik, aitem yang disajikan
belum komperhansif dan representatif terhadap domain yang ingin diukur, dan
aitem yang disajikan hanya sampai pada tingkat penguasaan yang rendah. Oleh karena
itu, dalam menerapkan tes prestasi dibutuhkan suatu ketelitian dan pemahaman
yang baik agar kualitas tes mencapai standarisasi yang relevan. Terkadang tes
yang dibuat dari guru kurang cocok/pas terhadap anak dikarenakan beberapa hal
seperti tes yang terlalu panjang, tes yang ambigu, tes tidak mencakup
keseluruhan isi, dan bahkan sering dilakukan terburu-buru. Hal inilah yang
menimbulkan adanya hasil yang tidak sesuai sehingga tujuan dari tes tidak dapat
dicapai dengan maksimal.
Demikian yang
dapat saya bagikan kepada teman-teman pada minggu ini, semoga bermanfaat bagi
kita semua dan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai tes,
validitas, reabilitas dan khusunya tes prestasi.
Quotes yang ingin saya bagikan pada minggu ini ialah mengenai
“happiness”. Buat temen-temen yang sedang memiliki masalah atau mengalami
kesusahan. You can believe me that you’re stronger than you know. So, happiness
is about your own way. If you want to be happy.. you must to go your own way ^^
Sekian dan Terima Kasih