Kamis, 12 November 2015

Jurnal Refleksi Minggu Ke-14 Biopsychology



“Colin Camerer Neuroscience, Game Theory, Monkeys”

Hallo semua!  saya Silvia, 19 tahun. Saya adalah mahasiswi Universitas Ciputra Surabaya dengan jurusan Psikologi angkatan 2014.. Salam kenal yah semua.
12 November 2015 merupakan pertemuan ke-14 pada mata kuliah Biopsychology yang dibawakan oleh pak Nur Agustinus. Hari ini sebagian dari mahasiswa di kelas menjalani Ujian Akhir Semester Biopsikologi, termasuk saya. Dimana tugas yang diberikan ialah menganaliasa bermacam-macam video yang berbeda-beda untuk masing-masing mahasiswa. Presentasi yang dibawakan oleh teman-teman sangat bervariasi dan menarik. Informasi yang didapat sangat banyak dan bermanfaat. Untuk refleksi kali ini saya ingin berbagi kepada teman-teman hasil analisa video “Colin Camerer Neuroscience, Game Theory, Monkeys” yang saya lakukan.
Kita awali dengan mengenal sosok pencetus Games Theory, yaitu Colin Camerer. Colin Camerer adalah seorang Behavioral Economist dan Professor Behavioral Economics di Caltech (California Institute of Technology). Colin merupakan ahli di bidang Behavioral Economics. Ia memperoleh Ph.D (S3nya) dari University of Chicago pada tahun 1981. Sebelum bekerja di Caltech, ia sempat bekerja di University of Northwestern, University of Penn, dan University of Chicago. Colin Camerer telah menulis lebih dari 150 artikel dan sudah menerbitkan 4 buku. Bukunya yang paling terkenal adalah Behavioral Game Theory.
“Game Theory”, yaitu cabang dari matematika terapan, lebih banyak digunakan dalam ekonomi, ilmu politik, serta biologi. Game Theory memberikan kita taksonomi (pembagian) matematis mengenai kehidupan sosial dengan menggunakan kombinasi unik dari alat-alat game theory dan neuroscience untuk memahami bagaimana orang-orang berinteraksi secara sosial. Games Theory ini juga memprediksi apa yang cenderung akan dilakukan orang dalam mengambil keputusan/langkah kedepan. Meliputi banyak hal seperti kompetisi, kerja sama, negosiasi (tawar-menawar), seperti permainan petak umpet dan poker.
Terdapat 3 permainan utama yang dibahas oleh Colin Camarer dalam menentukan seberapa besar/level strategic thinking masing-masing individu.
A. Tantangan Seberapa Jauh Strategic Thinking (Cognitive Hierarchy)
  • Pilih angka 0 sampai 100.
  • Yang 2/3 x rata-rata akan mendapatkan hadiah. 

    Terdapat 2 teori bagaimana orang berpikir dalam permainan ini: 
    1. Banyak orang berpikir “Aku tidak tahu angka apa yang akan dipilih oleh orang-orang, jadi aku berpikir rata-ratanya akan 50, sehingga 2/3 x 50 = 33 (keadaan ini menjelaskan bahwa seseorang hanya akan berpikir 1 langkah) 
    2. Orang lain yang memiliki pemikiran yang lebih kompleks memprediksi akan banyak orang yang memilih angka 33, sehingga  ia menghitung rata-ratanya menjadi  33, maka 2/3 x 33 ialah 22, sehingga memilih 22  (keadaan ini menjelaskan bahwa seseorang sudah mampu berpikir 2 langkah kedepan)
    3. Teori Equilibrium Analysis. Equilibrium adalah keadaan matematis dimana setiap orang benar-benar sudah tahu apa yang akan dilakukan orang lainnya. Dalam khasus ini, equilibrium membuat sebuah prediksi yang berani, yaitu semua orang ingin lebih rendah daripada orang lain, sehingga ia memilih angka 0. Sangat jarang orang yang memilih angka 0 apabila tidak melakukan Equlibrium Analysis.
     

    B. Tantangan Bergaining Games ( Tawar Menawar )

    Permainan ini memposisikan 2 orang yang sedang di scan dengan EEG electrodes akan tawar menawar dari 1-6 dolars. Mereka harus melakukannya dalam 10 detik untuk mendapatkan uang tersebut. Orang yang kiri tahu sebenarnya berapa jumlah uang yang harus di tebak (sebut saja si A), orang yang disebelah kanan tidak mengetahui jumlah uangnya, namun ia tahu bahwa orang di sebelah kiri mengetahui jumlahnya (sebut saja si B). Tantangan orang yang disebelah kanan ialah memprediksi apakah hasil yang ditawarkan nanti oleh si A sesuai atau tidak. Seperti, apakah penawaran yang diberikan padaku sesuai, sangat rendah, atau hanya ½ dolar yang akan dibagi kepadanya. Cara mainnya ialah menunjuk skala di antara 0-6 dollars yang akan didapatkan oleh orang dikanan, sisanya akan di ambil oleh orang kiri. Permainan ini merunjuk pada kegiatan negosiasi. Ada yang bermain dengan computer dan juga face to face.
    Hasil rekaman EEG :
    ·         Ketika terjadi kesepakatan : aktivitas otak si B terjadi lebih dahulu dibandingkan si A.
    ·         Ketika tidak terjadi kesepakatan : aktifitas otak si A dan si B cepat sekali terjadi dan serentak.

     
    C. TES MEMORI (Manusia & Simpanse)

                Manusia dan Chimpanzee punya kesamaan gen yang sangat besar, yaitu 98,8%. Jadi perbedaan perilaku antara manusia dan Chimpanzee dapat memberitahu kita banyak hal mengenai evolusi otak. Percobaan ini adalah tes memori dari Nagoya, Japan, Primate Research Institue. Dimana permainan ini di konsepkan sebagai berikut :
    -          Sang simpanzee akan melihat angka 1,2,3,4,5 hanya dalam waktu 200milidetik saja, lalu angka itu akan hilang dan digantikan oleh kotak-kotak, mereka harus menekan kotak-kotak itu dengan urutan dari angka terendah ke yang tertinggi untuk mendapat hadiah apel. Ternyata, simpanse dengan sangat ahli melakukannya dan sangat cepat tanpa kesulitan sedikitpun.
    -          Sama seperti manusia, simpanse yang muda akan cenderung lebih cerdas bila dibandingkan dengan simpanse yang sudah tua.


    D. Cognitive Trade-off Hypothesis.

                Permainan ini berasal dari ide Tetsoro  Matsuwasa, dimana kita mengetahui bahwa Chimpanzee itu lebih cepat, lebih kuat, dan sangat terobsesi terhadap status. Konsep permainan ini ialah terdapat 2 Simpanse yang akan memilih kiri dan kanan. Simpanse pertama disebut Matcher, ia akan menang jika ia dan lawannya memilih arah yang sama (kiri-kiri/kanan-kanan). Simpanse kedua disebut Mismatcher, ia berusaha memilih arah yang berlawanan dengan simpanse pertama (kiri-kanan). Rewardnya ialah kubus bergambar apel di layar.   Hasil prediksi keberhasilan mereka ialah 50:50.
                Lalu terjadi perubahan reward, dimana reward untuk Matcher adalah jika terpilih kiri dan kiri maka mendaat reward 3 kubus apel. Secara teori game, hal ini seharusnya membuat perilaku mismatcher berubah. Mismacher akan berpikir, “si matcher akan mengejar reward yang besar dan memilih kiri, jadi aku harus memilih kanan agar dia tidak berhasil mendapatkan reward”.
    Dalam permainan ini, lalu di coba kepada group manusia, ternyata hasilnya manusia tidak akan sesensitive simpanse dalam hal merespon reward, sehingga disimpulkan bahwa dalam hal bermain game theory pada bagian ini, simpanse lebih baik,lebih cepat dan lebih antusias  dibandingkan dengan manusia.
    ·         Dari 4 permainan dasar Game Theory, hal yang dapat kita pelajari dan ketahui ialah :
    1. Manusia melakukan Strategic Thinking dalam jumlah yang terbatas, menggunakan Theory of Mind, manusia pada umumnya melakukan 1-2 langkah strategic thinking.
    2. Dari percobaan Bergaining, ada bukti bahwa terdapat tanda-tanda awal di dalam otak yang mungkin digunakan untuk memprediksikan apakah akan ada perselisihan buruk yang memberikan kerugian.
    3. Dilihat dari Game Theory, para simpanse adalah konpetitor yang lebih baik daripada manusia.

    Demikian informasi yang ingin saya sampaikan dan bagikan ke teman-teman semua, semoga bermanfaat dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.




     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar